Kali ini kupilah kata-kata itu dan kupinjam kecantikan puisi untuk sampai pada permulaan
>> PUISI UNTUK GUSMAN
KARENA AKU TAK PULANG
— Sahabatku La Ode Gusman Nasiru
ucapkan apa kabar untuk laut yang menghitam
untuk sari-sari aspal lekat merambati lekuk gelombangnya
pernahkah kau perhatikan betapa setia ia menjemput labuhmu?
selamat menjejak ranum tanah itu kembali
yang selalu mengurung kabhanti dan matahari pada dahan-dahan tua pohon asam, kamboja, cemara, juga rerumput halaman Baadia
adakah ia peduli lebat keningmu bau usia duapuluh?
siang ini, akumulasi cerita rindu tamat di Murhum
mungkin peneure di bawah jembatan
mengintipmu mengucap syukur penuh kaca
ah, lepaskanlah bersama kecewamu di situ
karena satu sajak tak jadi kita deklamasi di Kamali
aku tak pulang
sekedar mendongak ke bukit Wantiro atau
tersesat di los-los sempit Laelangi
maka sampaikan saja rinduku pada anak-anak angin
menderukan kenangan masa kecilmu dan kenangan masa remaja kita
o, mereka menumpahkan wangi ombak di otakku
jika kau sempat menyendiri
perhatikan bagaimana gemunung mencuatkan hijau
bagaimana sejarah menjelma cadas
Wolio-Sorawolio
atau Bungi-Betoambari
kekal dalam jarak
Kendari, 18 september 2009
LEBARAN ?
ini magrib
takbir jatuh di halaman rumah
mungkin dengan sedikit luka
bekas sabetan mercon
juga perasaan kalah
atas meriah kembang api
Kendari, 20 september 2009
ADHA MALAM
--Sahabatku Gusman
Di Balai Kota
Hujan mengiring takbir ke tepi malam
Seorang gadis mengaminkan doa pucuk-pucuk kelapa
Di Kemaraya
Takbir melengkapi langit
Seorang Pemuda mengenang aroma ibu dan lapa-lapa buatannya
Kendari, 27 November 2009
>> PUISI UNTUK EMMA
EMMA
seperti dalam lembar-lembar cerita hidupku kemarin
selalu kutulis tentang senyummu pada paragraf awal
senyum yang kau sungging dari matamu
lagi-lagi kutulis tentang senyummu
pada paragraf awal ceritaku hari ini
dari matamu
lekat kupandangi warna-warna terurai sempurna
sungguh ini lebih indah dari pelangi
yang membuatku selalu rindu pada hujan
Kendari, 7 Mei 2008
Kawanku: Emma
dan matahari pun memergoki gerimis
kalau boleh biarkan kupaku pelangi
agar lekat dijendela kamarmu
kuterka kau akan tertawa
benar saja
lalu kurasakan nafasmu mengoyak lembaran angin
menguapkan berbutir luka kaku
mendung pecah menjadi rintik paling senyap
biru bergumam dibening matamu
tak sepicing kau berpaling
ada ilalang merunduk
dan terlepaslah rindu pada ibu
lengkung seuyum dalam takjub
membulatkan bianglala paling sempurna
kalau boleh biarkan ku pahat namamu
pada merahnya puncak pelangi yang rona
kamar, 17 nov -08
0.35
1 comment:
aku sayang kalian
Post a Comment