Tuesday, September 7, 2010

Puisi-Puisiku dalam Antologi Pagi yang Mendaki Langit



LAPULU

Lapulu kampung bermata sayu

tanah cerah penyaksi silsilah

searus angin Moramo dan Pantai Nambo

diantara kirmizi getah jati

memancar airmu

yang berkecipak mimpi-mimpi

seraya memeluk Teluk Kendari

kau bersandar pada gurauan sunyi Abeli

hanya pada wajahmu

waktu menenun pagi begitu putih

disesaki mitos tak berkesudahan

dari kompleks warga transmigran

sore hari ditemani nyanyian burung Jikki

senja berbenah begitu merah

seperti kasumba di warung Masnuna

masih kugenggam kenangan

yang kau sulam tiap malam

tentang tembang kesayangan nenek

dan parang asahan kakek

Lapulu senyum ibuku

pada dangkal dermaga rentamu

kutemukan kedalaman puisiku



Kendari,19 Februari 2009


Ket :

Jikki adalah sebutan orang Lapulu untuk sejenis burung laut yang berkicau pagi dan senja.

Masnuna adalah nama salah satu pemilik warung di Lapulu.




YONIF 725; KISAH

lenggok pucuk cemara

umumkan rima metamorfosis cuaca

lalu oktober layu di tigapuluhsatu

semesra tabrakan angin pada mawar

sejarah paling sahaja adalah

sumringah para tentara

guntur, sulhan, arham berkelakar

tentang perang dan lagu maju tak gentar

sebagaimana penyair menakar kata-kata

mereka bahagia menekuni granat, sangkur

peluru berbagai kaliber

dan horor revolver

bertatapmuka dengan marabahaya

bom terbahak-bahak menenggelamkan nyawa

darah tumpah tanpa airmata

kresek hitam penuh bongkah rasa takut

kau tinggalkan pada halaman rumah dan barak

sedang tulus itu menaungi

lebih luas dari arasy ilahi

rindu pada sanak

rengat di uluhati

mempersepi bagas wajahmu dari gelak

dengan apa keakuanmu dikenangkan?

dengan sajak, atau

nisan di keheningan

Kendari, 24 Februari 2009



No comments: